Love Me Love You

Senin, 18 Juni 2012

Pedagogi Ideal-Spiritual

Pendidikan Karakter pertama sekali dicetuskan oleh seorang Pedagog Jerman F.W. Foerster (1869-19966). Dia mencetuskan bahwa ilmu paedagogi tidak hanya penyaluran pengetahuan kepada anak, melainkan juga sebuah sarana pembentukan karakter pada anak. Konsep dalam pendekatan ini adalah terletak pada dimensi etis-spiritual, yaitu karakter dibentuk berdasarkan etika dan spiritual seseorang. Sehingga sekarang ini, Pedagogi tersebut sering di sebut sebagai Pedagogi Ideal-Spiritual.

Mengapa Ideologi ini dibentuk????? Bukankah semua Pedagogi itu sama???
Lahirnya Pendidikan Karakteristik ini dimulai dari penentangan terhadap Pedagogi Natural - Alamiah, yang focus pada perkembangan manusia itu terjadi secara alamiah dan di tentukan oleh kondisi lingkungan. Gagasan tersebut yang ditolak oleh Foester, yang mengatakan bahwa, walaupun lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang, bukan berarti lingkungan mengatur manusia, melainkan manusia yang mengatur lingkungan. Jadi dalam konsep ini, anak diberi kebebasan menentukan hidup dia sendiri, ingin jadi apa, serta apa yang sesuai dengan kehendaknya, sehingga factor lingkungan seperti keluarga berperan sebagai katalis yang membantu perkembangan anak tersebut.
Tujuan Pendidikan ini adalah untuk membentuk karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial antara subjek dengan prilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Karakter tersebut merupakan suatu kualifikasi terhadap pribadi seseorang. Pada konsepnya karakter tersebut yang menjadi identitas seseorang, dan kematangan karakter trersebut yang menunjukkan kualitas seseorang.
Kekuatan kematangan tersebut dibagi menjadi 4 ciri utama, yaitu :
1.   Keteraturan Interior, tindakan diukur berdasarkan hirarki nilai
2.   Koherensi, keberanian melalui mana seseorang dapat mengakarkan diri teguh pada prinsip.
3.  Otonomi, kemampuan seseorang untuk menginternalisasikan aturan luar sehingga menjadi nilai pribadi.
4.   Keteguhan dan Kesetiaan, ketahan dan penghormatan akan komitmen yang dipilih.
Dengan matangnya 4 hal tersebut, memungkinkan manusia melewati tahap individualitas menuju persnalitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar