Pedagogik transformatif muncul untuk menjawab pertanyaan masyarakat mengenai banyaknya asumsi tentang pendidikan. Di kalangan masyarakat menggema pertanyaan tentang pelaksanaan pendidikan anak-anak mereka, yaitu belajar yang baik itu di sekolah yang mana, guru yang baik itu guru yang bagaimana, memperlakukan anak di rumah itu harus bagaimana, dan seterusnya. Sebaliknya kalangan guru atau pendidik juga memendam beberapa pertanyaan yang tak kalah sulit menjawabnya, yaitu mengajar yang baik itu bagaimana, apakah saya merupakan guru yang baik, bagaimana memperlakukan anak yang tepat di sekolah, dan seterusnya.
Pedagogik transformatif merupakan suatu proses yang mentransformasikan kehidupan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya pedagogik transformatif bukan hanya berfokus pada anak-peserta-didik an sich tetapi kepada peserta didik dalam habitus budayanya yang terus-menerus “menjadi”. Peserta didik dan budayanya ikut berkembang dan terarah pada kehidupan bersama yang penuh tantangan karena terus-menerus berubah dengan cepat (Tilaar, 2005: 92). Dengan demikian konsep pedagogik transformatif akan menampung arah pendidikan dari waktu ke waktu dan tak akan usang karena sifatnya yang berkembang mengikuti perkembangan zaman. Pedagogik transformatif juga bersifak kontekstual karena menurut konsepnya peserta didik berkembang dan tidak bisa dipisahkan dengan budayanya
Konsep pedagogik transformatif yang akan mentransformasikan kehidupan ke arah yang lebih baik itu diterjemahkan ke dalam beberapa pendekatan dan model pembelajaran. Salam satu pendekatan yang dianggap “mujarab” saat ini adalah pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning/CTL). CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan (konteks) ke permasalahan (konteks) lainnya (Depdiknas, 2002: 3). CTL memuat konsep pembelajaran masa kini yang dianggap mampu memperbarui konsep-konsep belajar pedagogik tradisional. Pembaruan yang dibawa CTL tersebut dapat dilihat dari beberapa perbedaan konsep tentang belajar yang dikedepankan CTL dengan konsep belajar tradisional berikut ini. (Tds= konsep tradisional, CTL= konsep CTL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar